Meskipun sudah berusia lebih dari seabad, bantalan rel trem kuno peninggalan kolonial Belanda yang ditemukan di proyek MRT di Kawasan Harmoni Jakarta Pusat masih tetap kokoh. 

Hal itu menarik perhatian banyak pihak karena struktur rel trem kuno yang terbuat dari kayu itu tetap utuh kokoh meski sudah ratusan tahun tertutup lapisan aspal. 

Peneliti ahli utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wahyu Dwianto menyebutkan, kemungkinan besar bantalan rel trem itu terbuat dari kayu jati. 

Sebab, kayu jati merupakan salah satu kayu yang paling banyak dijumpai di Indonesia, terutama di Pulau Jawa pada masa penjajahan Belanda.

Wahyu yang merupakan ahli dalam bidang kepakaran Ilmu Kayu dan Teknologi Hasil Hutan menjelaskan, ada perbedaan yang mencolok untuk keawetan dan kekuatan pohon kayu jati pada usia panennya. 

Kayu jati yang dipanen saat pohonnya berusia lebih tua, akan lebih kuat dan awet dibandingkan kayu jati yang dipanen pada usia muda. 

Ada pula masyarakat menilai ada jenis-jenis kayu lainnya yang lebih kuat daripada kayu jati, sehingga meragukan bahwa bantalan rel trem itu kayu jati. 

Berkait hal ini pun, Wahyu menegaskan bahwa memang benar zaman dahulu masih banyak sekali jenis kayu yang sangat kuat, seperti kayu Ulin, Eboni, dan Trembesi.

Akan tetapi, ketiga jenis kayu itu tumbuhnya di hutan alam Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. 

Namun, untuk dapat memastikan jenis kayu bantalan rel trem kuno itu secara detail masih membutuhkan identifikasi lebih lanjut dengan mengambil sampel potongan kecil kayu di struktur rel yang ada itu. 

Jati merupakan salah jenis kayu yang terkenal paling kuat untuk dijadikan bahan bangunan, perabotan dan lain sebagainya. 

Bantalan rel trem dari kayu jati itu masih kuat dan utuh di susunan strukturnya. Tidak terlihat adanya bagian yang lapuk karena rayap.

Padahal, ide pembangunan rel trem itu sudah ada pada tahun 1860. Kemudian izin pembangunan keluar tahun 1866 dan tiga tahun berselang tepatnya tahun 1869 rel itu rampung dibangun. 

Rel trem bekas peninggalan kolonial Belanda ditemukan dalam proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) Jakarta fase 2A CP 202. 

Proyek ini berada di Jalan Pembangunan I, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2022). Proyek CP 202 itu merupakan salah satu segmen pekerjaan konstruksi MRT Jakarta fase 2A dengan cakupan pembangunan Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar. 

MRT Jakarta mengerjakan terowongan bawah tanah dimulai dari Harmoni sampai Mangga Besar dengan panjang keseluruhan 1,8 kilometer (terowongan dan stasiun).

Vittoria Residence diapit oleh dua halte TransJakarta yakni Dispenda dan Jembatan baru, Memiliki stasiun KRL dalam kawasan yakni stasiun Bojong Indah, kereta bandara, dan MRT. Hunian berkonsep TOD ini hadir dengan 3 tipe unit apartemen yakni studio, one bedroom, dan two bedroom. Dengan cicilan mulai dari 3,5 juta/bulannya ditambah lagi dengan promo-promo menarik seperti tanpa DP, free AKAD dan asuransi jiwa, subsidi cicilan selama 24 bulan pertama dan masih banyak lagi, anda sudah bisa mendapatkan hunian impian ini loh! Nah tunggu apa lagi? Yuk langsung hubungi Whatsapp kami di 0811 964 8989 dan jadwalkan kunjunganmu sekarang!

 

Sumber: https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/20/06492261/bantalan-rel-trem-kuno-di-proyek-mrt-mengapa-masih-kokoh-meski-ratusan?page=all