“Market profile ke depan di saat ini mereka yang berusia di antara 27-39 tahun dengan penghasilan 8,5 juta,” kata Ali dalam Indonesia Property Outlook, Rabu (22/12).
Dengan penghasilan tersebut, diperkirakan kaum milenial mampu untuk membeli rumah dengan rentang harga antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar.
Akan tetapi, pengembang memiliki tantangan tersendiri dalam menggaet pasar milenial. Hal ini dikarenakan 87,9 persen milenial mendapatkan informasi mengenai properti melalui kanal media sosial.
Namun demikian, Ali tidak dapat memastikan seluruh pembeli dari kalangan milenial yang mendapatkan informasi dari sosial media akan langsung membeli rumah.
“Pengembang harus masuk ke digital, tidak pasti laku begitu saja, karena dalam penentuan produknya pembeli pada akhirnya akan melihat barangnya bagus atau enggak,” ucapnya.
Dengan meningkatnya potensi pembeli rumah di tahun depan, Real Estate Indonesia (REI) berharap pemerintah dapat memperpanjang Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) diperpanjang hingga akhir tahun depan.
“Terbukti bahwa untuk harga unit rumah yang Rp2 miliar itu tiba-tiba dengan PPN DTP jumlahnya naik 125 persen. Faktanya PPN DTP itu sangat mempengaruhi penjualan unit rumah di segmen menengah atas. Sehingga tentunya berharap bisa diperpanjang,” kata Sekretaris Jenderal DPP Real Estate Indonesia (REI) Amran Nukman.
Amran menilai pertumbuhan properti tahun depan akan semakin baik apabila pemerintah kembali memperpanjang insentif perpajakan bagi sektor properti.
