Rumah.com menyebutkan saat ini menjadi waktu yang tepat untuk membeli rumah karena sejumlah stimulus dan insentif yang diberikan pemerintah. Setelah setahun pandemi Covid-19, pemerintah dan otoritas moneter meluncurkan berbagai kebijakan dan stimulus untuk mendorong kebangkitan industri properti. Sebelumnya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 17-18 Februari 2021 lalu memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,50 persen. Keputusan ini kemudian dipertahankan dalam RDG Bank Indonesia pada 18 Maret 2021. BI juga memutuskan untuk melonggarkan rasio loan to value/financing to value (LTV/FTV) kredit/pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100 persen untuk semua jenis properti alias uang muka 0 persen.

Stimulus terakhir yang dikucurkan pemerintah adalah dengan memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pembelian rumah tapak dan rumah susun. Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan Rumah.com menyambut baik adanya tiga kebijakan dan stimulus tersebut yang diharapkan bisa menjadi angin segar untuk menggairahkan kembali industri properti yang tertekan pandemi. Dia mengatakan kebangkitan sektor properti cukup penting bagi pemulihan ekonomi nasional, mengingat multiplier effect dari industri properti terdapat 174 industri ikutan dan 350 jenis industri kecil terkait.

Penurunan BI7DRR menjadi 3,50 persen tersebut tercatat sebagai rekor suku bunga acuan terendah sepanjang sejarah sejak adanya BI7DRR.

Sementara itu, penetapan LTV dan FTV sebesar 100 persen untuk kredit properti memungkinkan konsumen tidak perlu lagi membayar uang muka, sedangkan dengan pembebasan PPN ditujukan untuk meningkatkan kemampuan konsumsi masyarakat kelas menengah dalam hal kepemilikan rumah. Menurut Marine, dari tiga kebijakan pemerintah tersebut dapat dilihat pemerintah sedang berusaha keras menggenjot industri properti agar segera melakukan pembelian rumah baik rumah tapak maupun rumah susun khususnya pembelian rumah atau hunian pertama. “Tiga kebijakan pemerintah tersebut juga menunjukkan bahwa sesungguhnya saat ini adalah kondisi termudah untuk membeli rumah,” ungkapnya. Berbagai fakta ini juga sejalan dengan hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021 yang menunjukkan adanya sinyal optimisme dari konsumen.

Untuk pertama kalinya pasca pemilu 2019 para pencari properti kembali menunjukkan peningkatan sentimen positif terhadap iklim properti, tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Responden merasa lebih optimis terhadap kondisi pasar properti, persepsi suku bunga, dan upaya serta kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1078 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Juli hingga Desember 2020. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Tanah Air. Menurut Marine, kebijakan dan stimulus pemerintah tersebut, juga sesuai dengan hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021 dimana 85 persen responden menyatakan keinginannya agar pemerintah mengeluarkan kebijakan dan tindakan terutama agar bisa menurunkan suku bunga KPR, sementara 67 persen responden mengemukakan harapan agar pemerintah bisa menurunkan besaran uang muka.

“Strategi mulai menabung sebelum mencari rumah paling banyak dipilih oleh konsumen berpenghasilan tinggi, sedangkan strategi mulai menabung setelah memperkirakan biaya untuk membeli rumah paling banyak dipilih oleh konsumen berpenghasilan rendah,” tuturnya. Marine menjelaskan bahwa penurunan BI7DRR menjadi 3,75 persen pada kuartal IV/2020 lalu telah mendorong turunnya suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Secara kuartalan, masing-masing suku bunga kredit mengalami penurunan sebesar tiga dan dua bps menjadi masing-masing 8,32 persen. “Penurunan suku bunga KPR dan KPA memang belum sebesar penurunan BI7DRR. Meski demikian, kita sudah melihat upaya bank yang menurunkan suku bunga KPR sebesar 15 bps pada Juli hingga Oktober dimana pada saat itu BI7DRR stagnan di 4 persen. Kita berharap bank terus melakukan penyesuaian suku bunga KPR dan KPA apalagi dengan adanya penurunan BI7DRR menjadi 3,5 persen dan kebijakan DP rumah 0 persen,” ujarnya.

Marine menambahkan bahwa adanya kebijakan penurunan BI7DRR, DP Rumah Nol Persen dan insentif PPN dari pemerintah membuat pasar properti menjadi semakin kondusif bagi konsumen. Apalagi sesuai dengan data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1/2021 di mana pada kuartal IV/2020 terjadi penurunan harga properti, kenaikan suplai, dan turunnya permintaan secara nasional. Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya. Turunnya harga properti dan naiknya suplai properti menunjukkan bahwa pasar properti masih berada dalam situasi buyer’s market.

“Bagi konsumen yang sudah siap secara finansial, inilah saat termudah untuk membeli hunian. Pembeli rumah pertama akan dimanjakan oleh melimpahnya pilihan properti dengan harga yang bersaing, fasilitas DP rumah 0 persen dan pembebasan PPN 100 persen,” tuturnya. Pemerintah memang sedang berusaha keras untuk memulihkan perekonomian melalui pemberian insentif berupa diskon atau pembebasan PPN. Selain di sektor properti, insentif juga diberikan untuk sektor otomotif dengan relaksasi PPnBM Kendaraan Bermotor untuk mobil dengan tipe sedan dengan kapasitas mesin di bawah 1500 cc dan diproduksi di dalam negeri. Dua insentif tersebut diharapkan bisa menurunkan harga jual hunian dan kendaraan bermotor sehingga bisa mendorong penjualan rumah atau apartemen dan mobil.

Bagi generasi milenial dan generasi Z, adanya kemudahan membeli rumah dan mobil harus dipertimbangkan dengan hati-hati. “Sebaiknya mereka menginvestasikan dana yang mereka miliki untuk sesuatu yang lebih produktif. Sebagai contoh apabila mereka mau membeli hunian, hal ini bisa sebagai bentuk investasi masa depan karena akan menjadi aset yang nilainya akan naik berlipat-lipat saat mereka sudah berusia 40 tahunan,” tuturnya. Terlebih menurut hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021, ketika diberikan pertanyaan prioritas keuangan apa yang akan diambil dalam setahun ke depan, sebagian besar generasi milenial akan terus menabung untuk bisa membeli rumah sebagaimana dinyatakan oleh 77 persen responden. Lalu 68 persen responden lainnya akan membelanjakan untuk kebutuhan keluarga dan 61 persen responden lainnya untuk kebutuhan pendidikan. Sementara hanya 19 persen responden yang ingin membeli mobil. Marine menjelaskan berbagai kebijakan dan stimulus dari pemerintah tersebut, menjaga sentimen para pemangku kepentingan di bidang properti tetap positif.

Membaiknya pasar properti sampai awal tahun 2021 ini menunjukkan bahwa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah memang membawa dampak positif terhadap pasar dan perkembangan industri properti di Tanah Air. Adanya kebijakan dan stimulus pemerintah menunjukkan bahwa sesungguhnya saat ini merupakan waktu yang paling mudah untuk membeli hunian. Marine mengatakan pengembang tentu juga tidak menutup mata terhadap kondisi pasar dan berbagai kemudahan bagi konsumen saat ini, sehingga mereka juga melakukan penyesuaian target pasar dengan memperbesar suplai untuk kalangan menengah.

Banyak properti yang bisa dipilih, namun hanya beberapa yang memang layak dipilih. Properti yang bagus biasanya memiliki akses jalan yang bagus sehingga penghuni dapat bepergian dengan mudah ataupun adanya beberapa fasilitas untuk memanjakan ataupun membantu penghuninya dalam beraktifitas. Salah satu properti yang memiliki hal tersebut adalah apartemen Vittoria Residence di daerah Jakarta Barat.

Dengan konsep Transit Oriented Development (TOD), apartemen Vittoria Residence dibangun dengan memiliki stasiun kereta api sendiri. Sehingga para penghuni bisa bepergian dari dan ke ibukota dengan mudah tanpa kemacetan. Adanya akses tol JORR juga membuat penghuni Vittoria Residence dapat mengakses jalan tol lebih mudah. Kemudian lahan parkir ekstra luas juga membuat penghuni menjadi lebih mudah dalam memarkir mobilnya. Serta tidak lupa ada juga gym, kolam renang, dan jogging track yang dapat digunakan oleh para penghuni untuk berolahraga tanpa harus keluar apartemen.

Dengan beberapa nilai tambah ini, membuat apartemen Vittoria Residence menjadi pilihan tepat bagi anda yang ingin membeli properti baik sebagai tempat tinggal ataupun sebagai investasi.

Ingin mengetahui lebih lanjut tentang Vittoria Residence ataupun promo menarik yang ada ? Anda bisa mengetahuinya dengan menghubungi kami di 08119648989.